Selamat Datang di Situs Resmi Pondok Pesantren Al-Kholil Berau (www.alkholilberau.com) Jl. Raya Bangun Rt.01 Kec. Sambaliung Kab. Berau Kaltim Kode Pos 77371 Telp 085246509704
Home » » Saatnya Meneladani Nabi Kembali (Refleksi Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.)

Saatnya Meneladani Nabi Kembali (Refleksi Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.)

Written By AL-KHOLIL on Sabtu, 03 Januari 2015 | 15.49.00



**Oleh Muhammad Ali Ridho
Setiap bulan Rabi’ul Awal  awal tiba atau lebih akrab disebut bulan Maulid, umat Islam memperingati kelahiran beliau Saw. Bermacam tradisi yang digelar untuk memperingati kelahiran beliau, Misalnya Dijogja ada tradisi grebeg maulid, dikalimantan selatan, baayun maulid, di cirebon panjang jimat, dan lain-lain.
 Benarkah itu sebuah peringatan atau hanya sekadar perayaan? Perayaan adalah acara hura-hura yang ramai sedangkan peringatan adalah  memetik hikmah dari segala sesuatu yang diperingati. Pembahasan inilah yang perlu kita renungkan dalam setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.
Allah berfirman dalam QS. Ali ‘Imran ayat 164  yang Artinya : Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Ayat di atas menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah pribadi yang penuh anugerah. Namun demikian, kini beliau Saw. sudah wafat dan tidak ada nabi setelah beliau. Agama ini telah sempurna dan Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw adalah ajaran Allah yang sudah final.
Ada dua hal penting dari kehadiran Nabi Muhammad Saw.  di dunia ini. Pertama,  alaihim ayatihi, beliaulah yang membacakan ayat-ayat Allah. Dari hal pertama ini, tentunya kita diajak untuk merenungkan diri kita sendiri, apakah kita adalah orang-orang yang termasuk menerima ayat-ayat Allah yang telah dibacakan oleh Nabi Muhammad Saw. atau tidak.
Orang-orang di zaman kini masih banyak yang tidak berbangga kepada Nabi Muhammad Saw. Mereka masih lebih mengidolakan tokoh-tokoh seni di pentas-pentas musik. Mereka yang suka lagu India akan mengidolakan aktor-aktor dan penyanyi-penyanyi India. Mereka yang gemar lagu-lagu Barat akan mengidolakan para penyayi dan grup band Barat. Mereka yang menyukai grup vokal Korea tentunya juga akan mengidolakan para personelnya. Mereka berani membayar mahal untuk bertemu orang-orang yang diidolakan tersebut.
Ketika mereka sudah bersalaman dengan orang-orang yang diidolakan tersebut, mereka pun merasa bangga. Bahkan botol bekas minuman artis yang diidolakan pun dibelinya dengan harga yang sangat mahal dan tidak rasional. Jangankan bekas botol minuman, handuk yang digunakan untuk mengelap keringat pun jika dilempar ke arah penonton ketika konser, akan jadi rebutan histeris. Sungguh, hal itu adalah fenomena yang menjijikkan.
Kedua, wayuzakkihim, yakni bahwa Nabi Muhammad Saw telah mengubah mental-mental masyarakat jahiliah yang beringas dengan moralitas yang agung, tinggi, nan luhur. Telah mafhum bagi kita bahwa diutusnya Nabi Muhammad Saw adalah untuk menyempurnakan akhlak dan memberi keteladanan yang baik.
Ketika Nabi Muhammad Saw.  diutus, beliau Saw berhadapan dengan masyarakat jahiliah di Mekkah. Masyarakat jahiliah itu adalah masyarakat yang suka mengedepankan keturunan untuk memperoleh kemuliaan. Jika mereka berasal dari keturunan dan keluarga yang mulia, maka dianggap mulia. Jika mereka berasal dari keturunan dan keluarga yang tidak mulia dan tidak berpengaruh, maka dianggap terhina.
Kita tahu bahwa keturunan Nabi Muhammad Saw. itu menjadi terhormat. Hal itu merupakan anugerah dari Allah. Setelah Nabi Muhammad  Saw wafat, memang ada hal-hal yang hanya diwariskan kepada keturunan, seperti harta dan lain-lain. Akan tetapi, untuk tilawatul ayat, akhlak, ilmu, dan kepribadian beliau adalah warisan umum, bukan hanya sekadar para keturunan yang mewarisinya. Semua orang berhak mewarisi hal tersebut dan bahkan ditegaskan agar mewarisi hal ini. Itulah anugerah dari Allah yang ada pada warisan Nabi Muhammad Saw. kepada seluruh umat manusia.
Nabi Muhammad Saw.  tidak lain adalah keteladanan total kita dalam berbagai hal. Cara makan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw pun merupakan keteladanan. Bahkan cara Nabi Muhammad Saw masuk ke toilet juga menjadi keteladanan. Hal-hal sepele saja diteladankan oleh Nabi Muhammad Saw, terlebih lagi hal-hal yang terkait dengan permasalahan sosial yang begitu besar pengaruhnya. Itulah yang disebut sebagai Islam kaaffah.
Semoga Ketika kita memperingati Maulid Nabi kita bisa meneladani setiap kebajikan yang ada pada diri Nabi beliau., tidak seharusnya justru kita malah melalaikan beliau Saw. karena terlalu sibuk merayakannya secara seremonial. merayakannya dengan acara yang meriah tetapi ajaran yang diteladankan oleh Nabi Muhammad Saw. tidak membekas di hati. Bukankah yang terpenting itu adalah memperingati dan kemudian meneladani kepribadian Nabi Muhammad Saw. ?
**Penulis penduduk asli Berau saat ini tengah menempuh kuliah  di kampus  Ma’had Aly dan UNHASY, Tebuireng Jombang


Share this article :

0 komentar:

KAJIAN

BAHSTUL MASA'IL

INFO DONATUR TAHAP III

KEGIATAN MADRASAH

PRESTASI

INFO DONATUR

 
Support : Creating Website | Syahrul Anam, S.Pd.I | Mas Template
Proudly powered by Situs Resmi Al-Kholil
Copyright © 2011. Pondok Pesantren Al-Kholil Berau Online - All Rights Reserved