I'anah al-Thalibin, karya Sayyid Abu Bakar Muhammad Syatha ad-Dimyathi, adalah salah satu kitab yang sering menjadi rujukan primer bagi mayoritas santri dan pengikut mazhab Syafi’i di Indonesia
Abu Bakar Muhammad Syatha adalah salah satu ulama besar bermazhab Syafi’i yang
hidup pada akhir abad ke-13 H dan permulaan abad ke-14 H. Latar belakang penulisan
kitab ini seperti dituturkan pengarang dalam muqaddimah kitab ini berawal ketika
beliau menjadi pengajar kitab syarah Fath al-Mu’in di Masjidil Haram. Fath al-Mu’in
sendiri adalah karya al-Allamah Zainuddin al-Malibari.
Selama mengajar itulah beliau menulis catatan pinggir
untuk mengurai kedalaman makna kitab Fathul mu’in yang penting diingat dan perlu diketahui
sebagai pendekatan dalam memahami. Lalu, sesuai penuturan bel
iau, beberapa sahabat beliau memintanya untuk mengumpulkan catatan itu dan melengkapinya untuk kemudian dijadikan satu kitab (hasyiyah) yang pada akhirnya bisa lebih bermanfaat untuk kalangan yang lebih luas.
iau, beberapa sahabat beliau memintanya untuk mengumpulkan catatan itu dan melengkapinya untuk kemudian dijadikan satu kitab (hasyiyah) yang pada akhirnya bisa lebih bermanfaat untuk kalangan yang lebih luas.
Kitab ini merupakan tulisan bermodel hasyiyah, yaitu
berbentuk perluasan penjelasan dari tulisan terdahulu yang lebih ringkas.
Sesuai namanya, kitab ini diperuntukkan santri yang mengkaji Fath al-Mu’in.
Pada
akhir kitab I’anah al-Thalibin ini Juz. IV disebutkan, selesai ditulis hasyiah
ini adalah pada Hari Rabu ba’da Ashar, 27 Jumadil al-Tsani Tahun 1298 H. Kitab
ini tergolong fiqh mutaakhkhirin. I’anah al-Thalibin memiliki kelebihan sebagai
fiqh mutakhkhirin yang lebih aktual dan kontekstual karena memuat ragam
pendapat yang diusung ulama mutaakhkhirin utamanya Imam al-Nawawi, Ibnu Hajar
dan banyak lainnya yang tentunya lebih mampu mengakomodir kebutuhan penelaah
akan rujukan yang variatif dan efektif. Yang menjadi rujukan dalam mengarang
kitab ini adalah kitab-kitab fiqh Syafi’i mutaakhkhirin, yaitu Tuhfah
al-Muhtaj, Fath al-Jawad Syarh al-Irsyad, al-Nihayah, Syarh al-Raudh, Syarh
al-Manhaj, Hawasyi Ibnu al-Qasim, Hawasyi Syekh ‘Ali Syibran al-Malusi, Hawasyi
al-Bujairumy dan lainnya sebagaimana beliau jelaskan dalam muqaddimah kitab
ini.
Catatan
Dalam
buku Sejarah dan Keagungan Mazhab Syafi’i, K.H. Sirajuddin Abbas mengatakan
bahwa Sayyid Abu Bakar Muhammad Syatha ad-Dimyathi, pengarang kitab I’anah
al-Thalibin ini sangat berjasa memberikan pelajaran kepada mukimin-mukimin dari
Indonesia, sehingga pada permulaan abad ke-14 H banyak ulama-ulama murid dari
beliau yang mengembangkan mazhab Syafi’i di Indonesia, sehingga ajaran itu merata
di seluruh kepulauan di Indonesia.
Daftar Pustaka
- Sayyid Abu Bakar Muhammad Syatha ad-Dimyathi, I’anah al-Thalibin, Thaha Putra, Semarang
- KH Sirajuddin Abbas, Sejarah Keagungan Mazhab Syafi’i., Pustaka Tarbiyah, Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar