Judul : Menjadi Abi & Umi Luar Biasa
Penulis : Syahrul Anam, S.Pd.I & Izzat Fawaid
Penerbit : Pustaka MUBA
Cetakan : Ke-1 November 2014
ISBN : 978-6-0272154-0-5
Harga : Rp. 30.000
Diantara tujuan seseorang menikah adalah untuk mendapatkan keturunan, bahkan ini adalah tujuan yang paling prinsip dalam pandangan agama. Sebab dengan adanya generasi baru, secara tidak langsung manusia telah ikut andil dalam menciptakan kesinambungan di muka bumi ini dan meneruskan perjuangan dalam menegakkan agama Allah. Maka karena tujuan ini pulalah Rasulullah saw selalu menyuruh umatnya agar cepat-cepat menikah:
“Menikahlah kamu, maka kamu akan menjadi banyak.
Sungguh, aku berbangaga pada kamu di hari kiamat kelak.” (HR. Abdu
Ar-Rozzaq)
Begitulah Islam memandang tentang pentingnya regenerasi
dalam kehidupan manusia. Disamping itu, secara naluriah setiap manusia pasti
menginginkan seorang buah hati yang akan menghibur dan menenangkan jiwanya. Jiwa akan tertuang dalam komunikasi bersama orang yang
dekat dengannya. Dalam kehidupan, anak merupakan orang yang begitu dekat dengan
jiwa. Sehingga ketenangan akan lahir ketika bersamanya. Keberadaan anak memang
sangat luar biasa nilainya bagi setiap orang tua, dengan anak orang tua dapat
meraih kecintaan Allah. Dengan anak, orang tua berpeluang mendapatkan pahala
besar disebabkan kerja keras seperti menafkahi, merawat dan mendidiknya, dan
yang terpenting adalah sebagai generasi penerus perjuangan mereka.
Tapi hal itu tidak
semua orang merasakannya karena anak adalah anugerah spsesial dari Allah bagi
setiap manusia. Dan hal itu tergantung dari kehendak-Nya:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga). (QS.
Ali Imran: 14)
Namun di sisi lain, perlu
diketahui bahwa di balik anugerah yang diberikan Allah kepada para orang tua -yag hal itu diibaratkan sebagai hiasan-, tersimpan sebuah amanah yang harus
dipikul dan kelak akan di mintai pertanggung
jawaban. Hal itu yang dimaksud dengan; anak adalah hiasan sekaligus
ujian bagi kedua orang tuanya. Sehingga berhati-hatilah dalam memikul amanah
tersebut. Allah pun mengingatkan dalam Al-Qur'an:
وَاعْلَمُوا أَنَّما أَمْوالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ
فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Dan ketahuilah, bahwa
hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi
Allah-lah pahala yang besar.(QS. Al-Anfaal:28)
Maka dari itu hendaknya para orang tua
selalu waspada, jangan sampai anak yang ditunggu-tunggu akan kelahirannya
menjadi bomerang yang akan menyeretnya kedalam jurang kesengsaraan, yaitu api
neraka.
Maka seyogyanya orang tua haruslah
mendidik putra-putrinya sedini mungkin.
Dengan
artian pendidikan dini yang diterapkan oleh orang tua sangatlah berperan dalam
menentukan sikap putra-putrinya kelak ketika mereka dewasa. Dan di saat itulah
orang tua dituntut untuk mengetahui tentang bagaimana cara mendidik anak agar kelak anak-anaknya menjadi orang benar.
Dalam buku
yang ditulis oleh Syahrul Anam, S.Pd.I (Salah satu Ustadz di Pondok Pesantren Al-Kholil/Kepala Sekolah MTs Al-Kholil) & M. Izzat Fawaid ini cukup dijadikan
referensi oleh setiap orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi Waladun
Sholih. Sebab dalam buku ini dikupas tuntas tentang pentingnya
regenerasi serta pentingnya mendidik anak dan alasan-alasan kenapa orang tua
harus mendidik anaknya, tidak sampai di situ saja, dalam buku ini penulis
mencoba mengingatkan kembali akan seberapa pengaruh orang tua terhadap
kesuksesan masa depan anak. ** Oleh: Fathullah, S.Pd.I
0 komentar:
Posting Komentar